1. Penggerak Roda Belakang
“Ah cuma gerak roda belakang mah nggak ngaruh apa apa”
Wah ngaruh kok, memang kalo dibandingkan kompetitornya penggerak belakang ini terlihat tidak efisien dari segi penyaluran tenaga. Tapi penggerak belakang punya durability yang cukup baik kok di jalanan semi-offroad yang kebanyakan ada di Indonesia. Selain itu saat menanjak beban yang diterima penggerak roda belakang tidak seberat penggerak roda depan. Contoh saja kalo kita dorong gerobak di tanjakan prefer narik dari depan atau dorong dari belakang? Kira-kira seperti itu… ;)
Wah ngaruh kok, memang kalo dibandingkan kompetitornya penggerak belakang ini terlihat tidak efisien dari segi penyaluran tenaga. Tapi penggerak belakang punya durability yang cukup baik kok di jalanan semi-offroad yang kebanyakan ada di Indonesia. Selain itu saat menanjak beban yang diterima penggerak roda belakang tidak seberat penggerak roda depan. Contoh saja kalo kita dorong gerobak di tanjakan prefer narik dari depan atau dorong dari belakang? Kira-kira seperti itu… ;)
2. Pilihan Mesin
Ya Avanza-Xenia mempunyai jenis mesin cukup
bervariasi, ada yang 1000 cc EJ-VE ada yang 1300 cc K3-VE bahkan ada
1500 cc 3SZ-VE. Sebenarnya semua mesin ini berasal dari lini Daihatsu,
namun pilihan mesin yang cukup variatif ini bisa dibilang salah satu
kelebihan dimana sebagai konsumen kita dipuaskan juga dengan berbagai
macam mesin yang berdampak ke harga yang cukup variatif. Misal Daihatsu
Xenia 1.0 yang berharga Rp.150,350 juta. tentu dengan spek 1000 cc 7 seater dengan peredaman fine dan jok nyaman masih mending dibanding sebuah LCGC Rp.100 jutaan yang peredaman ala kadarnya, model jok kaku dan maunya 7 seater tapi nggak kesampaian #eh? :P
Catatan penuliz, bila sedulur sedang hunting Avanza
Xenia, penuliz vote Avxen yang 1300 cc K3-VE. Alasannya apa? pertama
dari segi harga sudah cukup worth to buy, mesin sudah cukupan buat
diajak mbolang nggak jelas kemana mana. Plus dibanding 1500 cc 3SZ-VE,
penuliz masih merasa mesin K3-VE ini lebih prefer untuk digenjoss sebab
secara akseleratif tidak terlampau jauh dibanding 3SZ-VE namun dengan
konsumsi BBM yang lebih baik. :roll:
3. Posisi Mengemudi
Bila sedulur pernah menaiki mobil low MPV [selain box
like macam luxio dan evalia], maka akan terasa beda ketika menaiki
Avanza-Xenia. Posisi mengemudi Avxen memang beda, tidak tenggelam ke
dashboard seperti kompetitor, melainkan agak tinggi. Hal ini berdampak
kepada sudut pandang pengemudi ke depan dan jarak pandangnya yang cukup
luas serta minim blindspot. ;)
4. Sparepart Mudah
Kemudahan sparepart ini memang tidak lain dan tidak
bukan karena nama besar Toyota dan Daihatsu sih… Namun bukan berdasar
hal itu semata, tapi juga karena beberapa mobil compact Daihatsu dan
Toyota memakai mesin yang serupa. Semisal K3-VE 1300cc sudah dipakai
oleh Sirion, Gran Max dan Xenia, belum 3SZ-VE 1500cc yang dipakai Gran
Max, Luxio, Terios, Rush, dan tentu Avanza G dan Avanza Veloz. Ya
mobil-mobil yang penuliz sebutkan ini cukup sering di jalan kan, jadi
jelas saja sparepart mudah. :D
5. Keleluasaan Kabin
Sebagai mobil low MPV berpenggerak roda belakang
seharusnya kabin jadi tergadaikan akibat gardan yang memakan ruang.
Namun ternyata tidak seburuk itu, kabin Avxen secara ruang masih bisa
menyamai kompetitornya berpenggerak roda depan. Ditambah lagi dengan
jendela jendela yang didesain cukup besar sehingga kita tidak merasa
terlalu terkungkung sekalipun berada di baris ketiga. Pun bagasi
belakang masih acceptable untuk membawa barang saat mudik. :)
6. Ground Clearance Tinggi
Hal ini masih ada hubungannya dengan penggerak roda
belakang, fokus Daihatsu saat mendesain Avanza Xenia adalah bagaimana
supaya mobil ini bisa dipakai di jalanan indonesia, yang notabene 70%
belum aspal mulus alias semi offroad. So selain kuncinya mereka memilih
penggerak roda belakang, mereka juga membuat jarak dari tanah cukup
tinggi agar cukup mudah buat blusukan. :roll:
Kalau boleh kasih catatan dari penuliz sebenarnya PR
Daihatsu dan Toyota adalah satu : bagaimana supaya suspensinya nyaman.
Kalo hal ini terpenuhi maka cocok buat blusukanable… limbung? ini kan
MPV bro, bukan buat balap, kalau ada keluarga pasti ngga kenceng-kenceng
dan nikung ngga sadis-sadis amat hehe… :mrgreen:
7. Tampilan SUV Like
Agak lucu memang, tapi ini mendengar dari beberapa
temen penuliz yang masih seneng Avxen dibanding kompetitor. Mereka
menggangap Avxen punya postur tinggi dan hal ini mengakibatkan Avxen
terlihat gagah. Well itu masuk akal kok melihat lagi dari ground
clearance, penggerak roda, tinggi badan, belum lagi pemakaian ban profil
tebal dengan velg 14 inchi, plus posisi mengemudinya juga. Yah walaupun
ada kompetitornya yang memakai baju crossover namun tidak mempengaruhi
penilaian mereka. Wajar sih kompetitornya hanya memakai baju ala SUV
tapi tidak disetting suspensi tinggi ala SUV juga. :cool:
Kalaupun mereka laris mungkin tidak dipungkiri juga
bahwa selera orang indonesia kebanyakan masih mendambakan mobil yang
terlihat gagah alias SUV like. Yah itu kelihatan juga kenapa Fortuner,
Pajero Sport, CR-V malah terlihat wira wiri di Indo dibanding bangsa
Biante, NAV1 atau Delica yang harganya berdekatan. :D
Nyetir sehat pasti pintar…………. Salam gendjoooooooooooooosss……….!!!