Jakarta, KompasOtomotif - Tahun lalu Toyota menjual 316.935 unit mobil di Indonesia, namun tidak bisa ditampik lebih dari 65 persen merupakan model hasil produksi lokal Daihatsu. Fakta ini menggambarkan seolah ada pahatan logo Daihatsu dalam jantung Toyota.
Ada tiga produk Daihatsu yang dijual Toyota, yaitu Avanza, Rush dan Agya. Jika penjualan ketiganya pada 2015 dijumlahkan mencapai 213.699 unit.
Porsi kendaraan produksi Daihatsu dalam struktur penjualan Toyota kemungkinan bakal bertambah sebab produk tambahan, Calya, sudah diluncurkan pada Agustus 2016 lalu.
Febri Ardani/KompasOtomotifToyota Calya dan Daihatsu Sigra.
Timbal balik
Toyota sangat tergantung pada Daihatsu, namun hubungan ini bukan cuma berjalan searah. Daihatsu juga butuh Toyota untuk memenuhi volume produksi.
Pada Mei 2015, Daihatsu menjadi produsen pertama yang mencapai produksi lokal 4 juta unit, berstatus terbesar di Indonesia. Saat itu, produksi kendaraan Daihatsu mencapai 51,9 persen atau 2,07 juta unit sedangkan 48,1 persen atau 1,93 juta unit merupakan kendaraan bermerek Toyota.
Rudy Ardiman, Division Head Corporate Planning Astra Daihatsu Motor menjelaskan kepada KompasOtomotif, saat ini produksi kendaraan Daihatsu dan Toyota sudah persis seimbang.
"Sampai semester 1 (Juni) telah mencapai lebih dari 4,6 juta unit dengan produk Daihatsu menyumbang sekitar 50 persennya. Sekarang 50:50," kata Rudy via teks, Selasa (6/9/2016).
AutoPlusID.com
– Segmen MPV 7-seater mini yang panjangnya sekitar 4 meter dan bermesin
1.200 cc termasuk cukup unik. Mengingat segmen ini merupakan sebuah
kelas yang masih baru dan di seluruh dunia, hanya ada di Indonesia.
Segmen ini muncul begitu saja karena dirangsang oleh adanya peraturan
Low Cost Green Car yang mejanjikan potongan pajak untuk mobil
berspesifikasi tertentu, dan adanya demand yang tinggi terhadap mobil
berkapasitas 7 penumpang di Tanah Air.
Anggota segmen ini baru ada 3, mulai dari Datsun Go+ Panca yang
diperkenalkan 2013 dan dijual setahun setelahnya, serta duo Toyota
Calya-Daihatsu Sigra yang baru sebulan berkancah di pasar. Tahun depan
kita akan segera menyaksikan kelahiran Suzuki Karimun Wagon R 7-seater,
namun untuk sekarang 3 kontestanlah yang kita punya di pasar.
Calya-Sigra dan Go+ sendiri memiliki latar belakang yang berbeda, dimana
Go+ sesuai tujuan dibentuknya Datsun kembali lebih mengutamakan
kesederhanaan namun tidak melupakan kenikmatan berkendara, sementara duo
Astra lebih ingin terlihat mewah, berfitur layak dan lega sesuai
keinginan konsumen Indonesia pada umumnya.
Perbedaan latar belakang kedua kubu ini justru jadi menarik apabila
kita cari plus-minusnya dan menentukan pemenangnya. Untuk itulah, kami
menyandingkan ketiga mobil ini untuk dinilai. Siapakah yang akan unggul?
Simak terus. Desain Eksterior
Toyota Calya dan Daihatsu Sigra berpostur cukup rendah namun panjang,
proporsi ini mengingatkan kita pada Nissan Grand Livina, hanya saja
skalanya lebih kecil. Namun secara desain, Calya-Sigra seperti
Avanza-Xenia yang dikombinasikan dengan Agya-Ayla serta ditambahkan
sedikit bumbu Kijang Innova.
Dari depan, fascia Calya dan Sigra dibedakan layaknya Agya dan Ayla.
Toyota memilih desain Keen Look yang sangat mirip dengan Vios, Yaris,
Auris dan Avanza Veloz. Menganut konsep single grill yang menganga
seperti empat mobil yang kami sebutkan tadi. Sementara, headlamp kiri
dan kanan disatukan oleh bilah krom tebal yang bisa dibilang tidak
berfungsi sebagai gril. Housing foglamp berlapis krom menghiasi bumper
Calya.
Lalu Sigra memiliki gril yang lebih kecil dan berbentuk berbeda,
sekilas mirip gril sejumlah produk Hyundai. Bilah krom berbeda bentuk
dengan Calya, walaupun sekilas terlihat mirip. Logo “S” khusus Sigra
bersarang diatas bilah krom tadi. Daihatsu juga menyematkan gril tipis
dibawah gril utama yang menyambung dengan housing foglamp, yang dihiasi
krom.
Dari samping, profil Calya-Sigra cukup cingkrang mengingat jauhnya
perbedaan panjang overhang depan dan belakang. Overhang depan sangat
pendek sementara overhang belakang cukup panjang untuk mengakomodasi
bangku baris ketiga. Inilah konsekuensi dari menggunakan basis city car
untuk MPV. Garis bahunya mirip Agya-Ayla, hanya saja diperhalus dan
lebih dinamis. Handle pintu model tarik sudah hadir pada mobil ini.
Di bagian belakang terlihat kemiripan dengan Kijang Innova, terutama
pada bagian lampu ekstensinya. Jadinya seperti baby Kijang Innova namun
agak dipaksakan. Untungnya, beberapa tipe Sigra tidak mendapat jatah
lampu ‘Innova’ ini. Di pintu bagasinya, terdapat license plate garnish
yang sudah dikrom pada Calya G dan Sigra R Deluxe. Hmm.. Tambah bagus
sih, jadi tidak terlalu plain.
Di lain sisi, Go+ membalas desain Calya-Sigra dengan desain agresif
khas Datsun era baru. Di bagian depan, kita dapat menjumpai gril
heksagonal yang merupakan ciri bahasa desain Datsun era baru. Lampu
depan serta bumper juga dibuat menyiku untuk menyesuaikan dengan bentuk
gril besarnya. Agresif? Ya. Tapi sayangnya para calon pembeli Go+
tidak dapat fog lamp sebagai standarnya.
Bagian sampingnya sebetulnya lebih menawan dari kedua kompetitornya,
hanya saja dirusak oleh kehadiran pelek kaleng 13 inci yang sekedar
ditutup dop. Belum lagi spion sederhana warna hitam cukup mengurangi
estetika. Selain kedua kekurangan itu, semuanya bagus di samping.
Di bagian buritan juga tak jelek, hanya saja absennya rear wiper di
semua tipe sangat mengisyaratkan mobil murah. Namun tanpa kehadiran
spoiler yang hanya ada di tipe T Option juga mengurangi estetika bagian
bokong Datsun Go+.
Penilaian Desain Eksterior : Toyota Calya 8/10 Daihatsu Sigra 8/10
Datsun Go+ Panca 7.5/10 Desain Interior
Calya dan Sigra punya desain interior yang cukup manis bagi kami.
Yang memperkuat kesan mewah adalah kombinasi warnanya, walaupun kedua
mobil ini punya kombinasi warna sendiri-sendiri. Mengikuti Grand New
Avanza, Toyota memilih untuk mewarnai kabinnya dengan kombinasi
coklat-hitam dengan jok coklat, Sementara Sigra hitam-gading dengan jok
hitam.
Desain dasbornya juga walaupun sederhana berhasil dikuatkan kesan
mewahnya dengan penempatan kisi AC yang unik serta penempatan tuas
transmisi di dasbor. Belum lagi aksen silver yang menawan disematkan di
konsol tengah serta desain head unit yang cantik. Yang menonjol adalah
Floating Design dimana konsol tengah dan speedometer memiliki tudung
yang sama, sedikit mirip All New Kijang Innova. Speedometernya cantik,
hanya saja font yang digunakan kurang pas serta kecepatan tertingginya
tidak masuk akal, yakni 200 km/jam.
Kursi depannya menyambung untuk alasan menambah kelegaan penumpang
bagian depan Calya-Sigra. Armrest tersedia di tengah, dan bila dilipat
dapat menutup celah antara kedua jok. Rem tangan diselipkan di tengah,
di bawah jok. Head restnya menyatu, kami maklum mengingat Mobilio saja
masih menganut headrest menyatu juga. Selanjutnya akan kami bahas di
segmen akomodasi.
Datsun Go+ Panca interiornya lebih sederhana. Walaupun begitu, warna
beige yang mendominasi menambah kesan lega dan fresh. Kombinasi warna
yang dimainkan tak begitu kontras, sehingga lebih terlihat clean.
Dasbornya sendiri terdiri dari sedikit bagian, tujuannya supaya
mengurangi ongkos produksi. Akibatnya, laci tidak diberikan tutup,
sehingga lacinya hanya berbentuk lubang. Namun, ada ceruk di bagian atas
dasbor yang dapat dimanfaatkan untuk meletakkan kertas, tisu dan
sebagainya.
Kursi depannya juga menyambung seperti rivalnya, hanya saja tidak
disematkan armrest. Rem tangan pun diletakkan di bagian kanan tuas
persneling dengan model tarik seperti Kijang Super. Speedometernya
sangat sederhana, hanya diberikan panduan naik gigi namun MID-nya dapat
menampilkan konsumsi BBM hingga takometer.
Penilaian Desain Interior : Toyota Calya 8/10 Daihatsu Sigra 8/10
Datsun Go+ Panca 7/10 Akomodasi
Disini sebenarnya sudah sangat jelas pemenangnya. Tapi biar
kami jabarkan dulu. Calya-Sigra sendiri lebih panjang 7,5 cm, lebih
lebar 2 cm dan lebih tinggi 11 cm dari Datsun Go+ Panca. Tak kelihatan
signifikan, mengingat selisih panjangnya kira-kira hanya setengah dari
panjang smartphone rata-rata. Namun dengan packaging yang cerdik, Toyota
dan Daihatsu berhasil membuat ruang yang jauh lebih lega dari
kompetitornya.
Hal tersebut terbukti apabila anda mencoba untuk duduk di kursi baris
ketiga. Kami sudah mencobanya sendiri, dan duduk di baris ketiga Datsun
Go+ tidak terasa seperti duduk. Seperti jongkok, sehingga hanya
disarankan untuk anak-anak dengan tinggi dibawah 150 cm. Atau lebih baik
dilipat buat bawa barang. Oh ya, sejak Agustus lalu, Datsun sudah
menambah fitur two touch tumble, sehingga anda bisa melipat bangku baris
kedua sampai dua kali dalam dua step, sebelumnya hanya bisa dilipat
sekali saja.
Duduk di baris ketiga Calya atau Sigra terasa betul-betul duduk.
Walaupun lutut masih bersentuhan dengan jok depannya, rasanya masih
mudah untuk bergerak. Dan patut diingat, sudah ada headrest yang makin
menambah kenyamanan anda. Calya dan Sigra dalam hal melipat bangku baris
kedua sudah model 1-touch tumble, sehingga dalam sekali tarikan tuas
bangku sudah terlipat ke depan sepenuhnya, bukan 2-step seperti Datsun.
Sementara masalah bagasi, Calya-Sigra juga masih lebih lega. Dalam
keadaan bangku baris ketiga tidak dilipat, bagasinya memiliki volume
hingga 263 liter dan dapat memuat 3 galon air. Sementara Datsun Go+
dalam kondisi yang sama hanya bervolume 48 liter dan hanya muat tas
kecil atau payung. Apabila bangku baris ketiga dilipat, maka bagasi
Calya-Sigra berkapasitas 503 liter, mengalahkan Go+ yang harus puas
dengan volume 347 liter.
Penilaian Akomodasi : Toyota Calya 8/10 Daihatsu Sigra 8/10
Datsun Go+ Panca 6.5/10 Fitur
Supaya memudahkan, disini kami akan mengambil tipe tertinggi untuk
penjabaran fitur. Mulai dari Toyota Calya G, dari luar dia telah
disematkan foglamp, chrome di sejumlah tempat, pegangan pintu model
tarik seperti Avanza, pelek alloy 2-tone 14 inci, spion dengan sein,
sensor parkir serta rear license plate garnish. Mobil ini tidak ramai
dengan aksesoris, which is good untuk sejumlah kalangan.
Masuk ke dalam, head unit 2-DIN sudah tersaji dan mampu memutar audio
lewat radio, CD, USB dan Bluetooth. Tersedia pula electric outer
mirror. Di kabin bagian tengah, sudah tersedia seatbelt tiga titik untuk
tiga orang, headrest untuk penumpang tengah, lighter di konsol tengah
yang bisa dimanfaatkan untuk charge smartphone, serta air circulator
atau bahasa sederhananya adalah kipas angin. Pelipatan bangku one touch
tumble dan kursi ISOFIX juga bisa anda manfaatkan. Di belakang juga
sudah tersedia seatbelt yang juga tiga titik.
Sementara fitur-fitur keamanan dan keselamatannya mencakup immobilizer, dua airbag, ABS, serta anti-theft system.
Lalu Daihatsu Sigra, khususnya tipe R Deluxe, fitur yang berbeda dari
Calya adalah adanya front corner sensor yang biasa ditemukan di
mobil-mobil Rp 300 juta keatas. Anda juga akan menemukan chrome side
moulding, lis krom di jendela, spoiler serta muffler cutter. Di dalam,
anda tidak akan menemukan headrest tengah, seatbelt baris ketiga hanya
dua titik, dan absennya ISOFIX. ABS pun hanya tersedia di varian
bertransmisi otomatis. Sisanya kurang lebih sama dengan Calya.
Untuk Datsun Go+ Panca tipe T Option, kita akan mendapati adanya side
moulding, spoiler belakang dan sensor parkir. Sisanya polos, tanpa
adanya foglamp dan dengan spion polos. Anda juga hanya akan menemukan
chrome di bagian grilnya.
Di dalam, ada head unit bermerek JVC yang berukuran hanya 1-DIN, dan
hanya mampu memutar audio dari CD dan USB. Untuk tipe dibawah T Option
akan mendapatkan Mobile Docking Station, dimana akan hanya berfungsi
apabila anda mencolokkan smartphone anda. Terakhir, anda akan medapati
adanya fitur Follow me home, dimana anda tinggal menarik tuas lampu, dan
lampu depan akan menyala selama 30-120 detik walauupun mesin sudah
dimatikan dan anda telah meninggalkan mobil. Sisanya hanya merupakan
fitur-fitur standar.
Penilaian Fitur : Toyota Calya 8/10 Daihatsu Sigra 8/10
Datsun Go+ Panca 5/10 Performa Mesin
Toyota Calya dan Daihatsu menggunakan mesin 1.197 cc berkode 3NR-VE,
DOHC Dual VVT-i yang pada putaran tertingginya (6.000 rpm) dapat meraih
tenaga 88 hp serta torsi 108 Nm pada putaran mesin 4.200 rpm.
Pengecualian untuk Sigra tipe D dan M yang mengandalkan mesin 1KR-VE
milik Ayla. Mesin 3NR-FE ini tidak berasa kencang, cenderung payah di
putaran rendah, kami rasa diset supaya economical supaya mengejar
persyaratan LCGC yakni konsumsi BBM minimal 20 km/l untuk LCGC bermesin
1.2.
Sementara, Datsun yang menggunakan mesin HR12DE ini menghasilkan
tenaga yang jauh lebih kecil dari Calya-Sigra, 68 hp, namun justru
memiliki karakter mesin yang lebih buas daripada dua kompetitornya
walaupun memiliki 1 silinder lebih sedikit dari kompetitornya.
Tarikannya lebih enteng, hanya dengan gigi 2 anda bisa mencapai
kecepatan 70 km/jam dengan mudah. Walaupun getaran mesin lebih terasa,
Datsun lebih unggul di performa mesin.
Penilaian Performa Mesin :
Toyota Calya 7/10
Daihatsu Sigra 7/10 Datsun Go+ Panca 8/10 Harga
Tipe
Toyota Calya
Daihatsu Sigra
Datsun GO+ Panca
Base M/T
–
D M/T 106,6
D 94,6
Low M/T
–
M M/T 115,5
–
Medium M/T
E M/T 132,45
X M/T 124,85
A 102,3
Medium+ M/T
–
X Dlx M/T 130,35
A Opt 102,8
Medium A/T
–
X A/T 137,65
–
Medium+ A/T
E A/T 145,45
X Dlx A/T 143,15
–
High M/T
G M/T 138
R M/T 130,75
T 109,85
High+ M/T
–
R Dlx M/T 134,55
T Opt 112,85
High+ M/T
–
–
T Style 118,45
High A/T
G A/T 150
R A/T 143,55
–
High+ A/T
–
R Dlx A/T 147,35
–
Dalam juta rupiah, harga Jabodetabek per 17 September 2016.
Seperti yang dapat kita lihat di tabel diatas, Datsun memiliki harga
yang terpaut jauh dengan kompetitornya, dengan selisih sampai Rp 30 juta
untuk tipe tertingginya. Perbandingannya, apabila dengan uang Rp 120
juta anda sudah mendapatkan Datsun Go+ Panca tipe tertinggi, maka
dengan jumlah uang yang sama anda hanya akan mendapatkan Sigra M manual
1.000 cc. Bahkan anda tak akan mendapat Calya dengan uang segitu, dengan
asumsi bayar tunai.
Namun, dengan Rp 30 juta tadi anda akan mendapatkan sangat banyak
hal, seperti lompatan build quality, fitur yang jauh lebih banyak, serta
interior lebih lega. Hal-hal tersebut sudah kami jelaskan di
bagian-bagian diatas. Namun, mengingat di kategori ini kami hanya
membahas harga, bukan value for money atau worthinessnya, maka kami beri
skor tertinggi kepada Datsun.
Penilaian Harga :
Toyota Calya 7/10
Daihatsu Sigra 7.5/10 Datsun Go+ Panca 9/10 Kesimpulan
Bila keraguan anda ada pada “bagusan Calya-Sigra atau Go+”, maka kami
berani mengatakan dengan mudah Calya-Sigra jelas lebih bagus. Namun
apabila anda ingin tahu bagusan mana Calya atau Sigra, maka jawabannya
akan lebih panjang.
Bila anda menambahkan setiap skor yang kami berikan di setiap aspek
diatas, maka anda akan menemukan Sigra unggul 0.5 poin dari Calya.
Namun, perbedaan tersebut tidak menjadikan Sigra lebih unggul dari
Calya, mengingat ada hal-hal yang harus anda cermati apabila anda
bingung mau beli yang mana.
Pertama, perhatikan saja desain mukanya, mengingat keduanya sama-sama
bagus walaupun ada yang namanya personal preference. Artinya, kembali
ke selera. Belum lagi desain pelek serta skema kombinasi warna
interiornya yang juga sangat bergantung pada selera anda.
Kedua, fiturnya. Bila seandainya anda ingin salah satu tipe tertinggi
dari dua mobil ini, anda harus cermati bahwa Sigra kehilangan
fitur-fitur seperti headrest tengah, seatbelt tiga titik di belakang
serta ABS (khusus manual), namun anda mendapat Front corner sensor,Window chrome list,Talang air,Side Body molding, Rear Spoiler,knalpot Mufler cutter serta harga lebih murah. Tinggal pilih yang mana menurut anda yang lebih
worth.